Powered By Blogger

Sabtu, 31 Juli 2010

Macam Jenis Sirkulasi

1. Sirkulasi antar ruang
Sirkulasi menghubungkan ruang satu dengan ruang lainnya.
Sirkulasi dapat menggunakan ruang yang sudah ada atau memiliki ruang sirkulasi sendiri.

ada 3 pokok pembahasan dalam sirkulasi ruang yaitu  :
1.Hubungan Jalan dengan Ruang

Melalui Ruang-ruang
• Kesatuan tiap-tiap ruang dipertahankan.
• Konfigurasi jalan fleksibeI.
• Ruang-ruang perantara dapat diprgunakan
• untuk menghut’ungkan jalan dngan ruang ruangnya.

Menembus Ruang
• Jalan dapat menembus sebuah ruang menurut sumbunya, miring, atau sepanjang sisinya.
• Dalam memotong sebuah ruang, suatu jalan menimbulkan pola-pola istirahat dan gerak di dalamnya.

Berakhir Dalam Ruang
• Lokasi ruang menentukan jalan.
• Hubungan jalan-ruang ini digunakan untuk pendekatan dan jalan masuk ruang-ruang
• penting yang fungsional dan simolis.

2.Bentuk Ruang Sirkulasi
Ruang sirkulasi dapat berbentuk tertutup, terbuka pada salah satu sisinya, atau terbuka pada kedua sisinya.

Tertutup
Membentuk galeri umum atau koridor pribadi yang berkaitan dengan ruang-ruang yang dihubungan melalui pintu-pintu masuk pada bidang dinding.

Terbuka pada Salah Satu Sisinya
Membentuk baIkon atau galeri yang memberikan kontinuitas visual dan kontinuitas ruang dengan ruang-ruang yang dihubungkannya.

Terbuka pada Kedua Sisinya
Membentuk deretan kolom untuk jalan lintas yang menjadi sebuah perluasan fisik dari ruang yang ditembusnya.

3.Konfigurasi Jalan

Konfigurasi jalan secara umum dapat dikelompokkan dalam beberapa pola sirkulasi sebagai berikut.
1. Linier
Jalan yang lurus dapat menjadi unsur pengorganisir utama deretan ruang.
Jalan dapat berbentuk lengkung atau berbelok arah, memotong jalan lain, bercabang-cabang, atau membentuk putaran (loop).

2. Radial
Konfigurasi radial memiliki jalan-jalan lurus yang berkembang dari sebuah pusat bersama.

3. Spiral (Berputar)
Suatu jalan tunggal menerus yang berasal dan titik pusat, mengelilingi pusatnya dengan jarak yang berubah.

4. Grid
Konfigurasi grid terdiri dari dua pasang jalan sejajar yang saling berpotongan pada jarak yang sama dan menciptakan bujur sangkar atau kawasan ruang segi empat.

5. Jaringan
Konfigurasi yang terdiri dari jalan-jalan yang menghubungkan titik-titik tertentu dalam ruang.
Pada kenyataannya sebuah bangunan umumnya membuat konbinasl dari pola-po!a di atas. Hal terpenting dalam setiap pola adalah pusat kegiatan, jalan masuk ke ruangan, serta tempat untuk sirkulasi vertikal.
Untuk menghindarl timbulnya orlentasi yang membingungkan, suatu susunan hirarkis di antara jalur-jalur dan titik bangunan dapat dibangun dengan membedakan skala, bentuk, panjang, serta penempatannya.



2.Sirkulasi Antar Bangunan

Sebuah bangunan merupakan bagian yang integral dengan lingkungannya. Hubungan sirkulasi bangunan dengan lingkungan eksteriornya dapat dibagi 2 jenis yaitu pencapaian ke bangunan dan jalan masuk (entrance) ke dalam bangunan.

1.Pencapaian ke Bangunan
Pencapaian Langsung
Suatu pendekatan yang mengarah Iangsung ke suatu tempat masuk melaIui sebuah jalan lurus yang segaris dengan alur sumbu bangunan. Tujuan visual yang mngakhiri pencapalan ini jelas, dapat merupakan fasad bangunan atau perluasan tempat masuk.

Pencapaian Tersamar
Pendekatan tersamar meningkatkan efek perspektif pada fasad dan bentuk bangunan. Jalur dapat diubah arahnya satu atau beberapa kali untuk menghambat dan memperpanjang urutan pencapaian.

Pencapaian Berputar
Sebuah jalan berputar memperpanjang urutan pencapaian dan mempertegas bentuk tiga dimensi bangunan. Sewaktu bergerak mengelilingi tepi bangunan, lalan masuk ke bangunan mungkin dapat dilihat terputus-putus atau dapat tersembunyi sampai tempat kedatangan.

2.Jalan Masuk ke dalam Bangunan
Kegiatan memasuki ruang pada dasarnya bukan sekedar membuat lubang di dinding. Untuk memasuki sebuah bangunan atau sebuah ruang dalam bangunan akan melibatkan kegiatan menemus bidang vertikal yang memisahkan sebuah ruang dengan Iainnya.

Kegiatan memasuki ruang pada dasarnya bukan sekedar membuat lubang di dinding. Untuk memasuki sebuah bangunan atau sebuah ruang dalam bangunan akan melibatkan kegiatan menemus bidang vertikal yang memisahkan sebuah ruang dengan Iainnya.
Tanpa mengabaikan bentuk ruang yang dimasuki atau bentuk pelingkup ruangnya, jalan masuk ke dalam ruang paling baik ditandai dengan mendirikan sebuah bidang nyata atau tersamar yang tegak lurus pada jalur pencapaian.
Pintu masuk dapat dikelompokkan menjadi 3 jenis yaitu pintu masuk yang rata, menjorok keluar, dan menjorok ke dalam.
Pintu masuk yang rata mempertahankan kontinuitas permukaan dindingnya dan jika diinginkan dapat juga sengaja diuat tersarnar.
Pintu masuk yang menjorok ke luar membentuk sebuah ruang transisi, menunjukkan fungsinya sebagai pendekatan dan memberikan perlindungan di atasnya.
Pintu masuk yang menjorok ke dalam juga memberikan perlindungan dan menerima sebagian ruang eksterior menjadi bagian dalam bangunan.
Lokasi pintu masuk dapat diletakkan di tengah bidang depan bangunan atau di pinggir. Letak sebuah pintu masuk berpengaruh relatif terhadap bentuk ruang yang dimasuki dan akan menciptakan konfigurasi alur dan pola aktivitas yang berbeda-beda dalam ruang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar